Bulan Ramadhan Inflasi Naik, Tapi Banyak Yang Gila Belanja !

Potret Kuli - Sesuai data dari pemerintah bahwa inflasi bulan Ramadhan adalah tradisi sesuai dengan perayaan menyambut Idul Fitri, Biasanya jika inflasi naik akan dibarengi dengan penurunan daya beli masyarakat. Itu tidak berlaku pada masyarakat kita. Lihat saja setiap hari ada great sale dari berbagai toko baik yang online maupun ofline. Dan hebatnya lagi masyarakat kita berbondong bondong memborong barang yang ditawarkan meskipun tidak terdaftar dalam belanja rutin.

Moment Idul Fitri identik dengan hal yang baru, pakaian dan semacamnya menjadi tradisi untuk merayakan Idul fitri dengan hal baru banget. Contoh konkret di rumah adalah pakaian baju koko baru untuk suami, hijab berbagai model untuk saya dan juga untuk si kecil. Ditambah lagi dengan sandal dan sepatu baru.

Dengan meningkatnya perputaran uang cash dimasyarakat saat Bulan Ramadhan dan Idul Fitri mengingatkan kita pada perayaan di belahan bumi yang lain . Ada yang merayakan hari kemenangan tersebut dengan sederhana di kamp pengungsi ada juga yang merayakan ditengah tengah bencana dan masih banyak lagi.

Pemberian THR kepada masyarakat pekerja atau buruh pabrik juga memicu ekonomi sesaatyang melonjak, bayangkan saja pasar tradisional sampai mal mal di kota saya sangat ramai, dengan tambahan satu kali gaji sebulan membuat mereka bisa merayakan lebaran dengan senyum lebar. Maklum kota ini 60 persen penduduknya bekerja di sektor industri baik berskala kecil maupun besar.

Seperti pepatah jaman sekarang semahal apapun barang yang ditawarkan di sini, pasti akan ada yang membelinya. Bukan karena mereka butuh tetapi lebih pada pengakuan status sosial yang tinggi. Orang menganggap jika ada yang membeli barang mahal secara tidak langsung di atermasuk orang kaya.

Setuju atau tidak itulah yang sekarang terjadi di sekitar daerah saya, bahkan untuk moda transportasi saja sekarang banyak yang membeli motor gede alias moge dengan harga melebihi harga sebuah mobil.

FacebookGoogle+