Bila kita mengingat atau terkenang dengan sesuatu maka kita biasanya terharu, terkadang kita sampai meneteskan air mata. Namun pernahkah kita menangis tatkala mengenang dan mengingat Pencipta (Allah) yang menciptakan manusia(kita) dan alam seisinya ini. Yang tak henti-hentinya mencurahkan cinta dan kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya.
Menangis tatkala mengingat Allah merupakan salah satu keutamaan yang diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Motif menangis ini karena takut kemurkaan Allah. Orang yang takut kepada Allah selalu mengingat dan merindukan-Nya dengan harapan untuk memperoleh ridho dan syurga-Nya.
Bagaimana cara berhubungan dengan Allah ?
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berhubungan dengan Allah. Bahkan setiap saatpun setiap manusia dapat berhubungan dengan Allah, karena Allah sangat dekat dengan hambanya. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al Baqarah [2] :186)
Salah satu cara berhubungan dengan Allah adalah dengan senantiasa berdzikrullah. Berdzikir merupakan sarana yang paling efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Firman Allah dijelaskan, ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”.(Qs. Al-Baqarah [2]: 152)
Ketika kita mengingat Allah maka hati kitalah yang menyimpan ingatan tersebut, sedangkan Akal dan Lisan merupakan alat bantu untuk mengingat. Artinya mengingat Allah bukan hanya sekedar dalam memori di kepala saja. Namun mengingatnya dengan menyimpan dalam hati kita.
Bagaimana cara berdzikir?
Cara berdzikir yang benar diterangkan dalam Kitabullah. Firman Allah dijelaskan, ”Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Qs. Al A’raaf [7]: 205)
Para ulama membagi dzikir itu ada 3 bagian:
Dzikir dengan Hati
Cara melakukan dzikir dengan hati yaitu berbuat segala sesuatu dengan ikhlas dan dipenuhi rasa cinta, takut & harap kepada Allah. Ketika keikhlasan sudah menjiwai dalam diri maka apapun ketetapan yang diberika oleh Allah akan menjadi mudah untuk dijalani.
Dzikir dengan Lisan
Dilakukan dengan cara mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, Istighfar. Dzikir ini sunnah dilakukan setiap selesai sholat maupun di pagi dan petang hari.
Dzikir dengan Perbuatan
Setiap perbuatan yang dilaksanakan berdasarkan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan bentuk dzikir kita dalam hal perbuatan. Perbuatan yang merupakan menjalani perintah Allah dan menjauhi laranganNya, sekaligus melakukan perbuatan yang mengikuti ucapan, sikap, perilaku Rasulullah maka merupakan dzikir dalam perbuatan.
Demikianlah salah satu cara kita mengenang dan mengingat Allah
Dengan dzikir hati kita menangis mengingat segala kuasa Allah yang tak terbatas. Sudahkah kita ikhlas menerima semua ketetapanNya?
Dengan dzikir lisan kita menangis menghayati tasbih, tahmid, takbir dan Istighfar yang kita lafazkan. Sudahkah kita memuji, bersyukur, mengagungkan dan memohon ampun dengan kesungguhan?
Dengan dzikir perbuatan kita menangis menghayati setiap perbutan diri ini. Sudahkah setiap perbuatan ini mengikuti aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam?
Allahu’alam bishawab
Oleh Djauharah Bawazir2
1) Disampaikan pada Majelis Taklim PT. Denso, Jakarta, 13 Februari 2009.
2) Penulis buku dan pencetus Model Sistem Pendidikan Bunyan.