Adalah suatu kewajiban bagi kita seorang muslim untuk mengerti tentang Aqidah kita, yaitu aqidah islamiyyah. Kita lihat sebagian dari saudara kita banyak sekali mereka membicarakan tentang dakwah islamiyyah. Akan tetapi ketika di Tanya apakah yang dimaksud dengan aqidah, maka dia diam dan bingung seribu bahasa. Dia mengetahui banyak hal tentang agama, akan tetapi tidak mengetahui apa yang pokok di dalam agama ini yang harus diketahui oleh setiap muslim. Dengan melihat keadaan inilah maka akan dicoba dibahas secara bersambung bahasan tentang aqidah islamiyah. Karena bagaimana kita mau beribadah dengan sempurna kalau ilmu yang paling pokok dalam agama kita saja kita tidak mengetahuinya.
Aqidah secara lughah atau bahasa berarti ikatan yang kuat.
Aqidah secara istilah ialah iman yang mantap yang tidak terkotori oleh keraguan di dalamya.
Adapun aqidah islamiyah maka maksudnya ialah keimanan yang mantap kepada Allah Subhanahu wa ta’ala-yang didalamnya terkandung kewajiban mentauhidkan Allah dan ta’at kepada-Nya-, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, iman kepada qadar yang baik dan yang buruk, juga termasuk kepada keimanan tentang perkara-perkara yang ghaib.(Mujmal ushul fil Aqidah, Nashir ibnu Abdul karim al-’Aql)
Inilah aqidah islamiyyah yang lebih di kenal dengan rukun yang enam. Dalil yang menunjukkan tentang 6 perkara ini dari Al-qur’an dan As-Sunnah sangat banyak sekali. Diantara dalil yang berasal dari Al-Qur’an ialah
Rasul telah beriman terhadap Al-Qur’an yang diturunkan dari Rabb-nya kepadanya. Dan juga orang-orang yang beriman. Seluruhnya beriman kepada Allah dan kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya dan kepada Rasul-Rasulnya, tidak membedakan antara yang satu dengan lainnya. (Al-Baqarah:285)
dan diantara dalil yang berasal dari As-Sunnah ialah dari hadist tentang Jibril ‘Alaihissalam yang bertanya tentang iman, maka Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawabEngkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, Kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari akhir, dan beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk. (HR. Muslim dari jalan Umar Radhiyallahu ‘Anhu)
Pertama : Iman Kepada Allah
* Termasuk keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita beriman kepada Rububiyah Allah. Yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya. Artinya bahwa Allah adalah Rabb yang menciptakan, yang menguasai dan yang mengatur segala yang ada di alam semesta ini sendiri. Tanpa ada yang membantu.
Dalilnya ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan yang mengadakan gelap dan terang, akan tetapi orang-orang kafir tetap mempersekutukan Rabb-Nya (Al-An’am: 1).
Katakanlah, Siapakah Rabb dari langit dan bumi, mereka akan mengatakan Allah. (Luqman: 11).
* Kita mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu mengesakan peribadatan hamba kepada Allah Ta’ala baik yang dhahir maupun yang bathin. Artinya hanya Allah sajalah ilaah (sembahan) Yang Haq, sedangkan sesembahan yang lainnya ialah sesembaan yang bathil. Dalam tauhid inilah yang menjadi sebab diturunkannya kitab-kitab dan diutusnya Rasul-Rasul. Agar menerangkan kepada kaumnya untuk hanya menyembah kepada Allah saja. Dan karena tauhid ini jugalah para rasul mendapatkan perlawanan dari umatnya.
Dalilnya ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.(Al-Fatihah:5)
Katakanlah, sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam, Tidak ada syarikat baginya dan dengan yang demikian itulah aku diperintahkan.
Aqidah secara lughah atau bahasa berarti ikatan yang kuat.
Aqidah secara istilah ialah iman yang mantap yang tidak terkotori oleh keraguan di dalamya.
Adapun aqidah islamiyah maka maksudnya ialah keimanan yang mantap kepada Allah Subhanahu wa ta’ala-yang didalamnya terkandung kewajiban mentauhidkan Allah dan ta’at kepada-Nya-, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, iman kepada qadar yang baik dan yang buruk, juga termasuk kepada keimanan tentang perkara-perkara yang ghaib.(Mujmal ushul fil Aqidah, Nashir ibnu Abdul karim al-’Aql)
Inilah aqidah islamiyyah yang lebih di kenal dengan rukun yang enam. Dalil yang menunjukkan tentang 6 perkara ini dari Al-qur’an dan As-Sunnah sangat banyak sekali. Diantara dalil yang berasal dari Al-Qur’an ialah
Rasul telah beriman terhadap Al-Qur’an yang diturunkan dari Rabb-nya kepadanya. Dan juga orang-orang yang beriman. Seluruhnya beriman kepada Allah dan kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya dan kepada Rasul-Rasulnya, tidak membedakan antara yang satu dengan lainnya. (Al-Baqarah:285)
dan diantara dalil yang berasal dari As-Sunnah ialah dari hadist tentang Jibril ‘Alaihissalam yang bertanya tentang iman, maka Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawabEngkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, Kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari akhir, dan beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk. (HR. Muslim dari jalan Umar Radhiyallahu ‘Anhu)
Pertama : Iman Kepada Allah
* Termasuk keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita beriman kepada Rububiyah Allah. Yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya. Artinya bahwa Allah adalah Rabb yang menciptakan, yang menguasai dan yang mengatur segala yang ada di alam semesta ini sendiri. Tanpa ada yang membantu.
Dalilnya ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan yang mengadakan gelap dan terang, akan tetapi orang-orang kafir tetap mempersekutukan Rabb-Nya (Al-An’am: 1).
Katakanlah, Siapakah Rabb dari langit dan bumi, mereka akan mengatakan Allah. (Luqman: 11).
* Kita mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu mengesakan peribadatan hamba kepada Allah Ta’ala baik yang dhahir maupun yang bathin. Artinya hanya Allah sajalah ilaah (sembahan) Yang Haq, sedangkan sesembahan yang lainnya ialah sesembaan yang bathil. Dalam tauhid inilah yang menjadi sebab diturunkannya kitab-kitab dan diutusnya Rasul-Rasul. Agar menerangkan kepada kaumnya untuk hanya menyembah kepada Allah saja. Dan karena tauhid ini jugalah para rasul mendapatkan perlawanan dari umatnya.
Dalilnya ialah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.(Al-Fatihah:5)
Katakanlah, sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam, Tidak ada syarikat baginya dan dengan yang demikian itulah aku diperintahkan.