Renungan - Yang namanya kuli bangunan itu hampir selalu identik dengan hal yang kurang meski ada yang sukses tetapi itu bisa dihitung dengan satu jari saja. Bekerja mulai jam 7 sampai jam 4 memang tidak ada istimewanya tapi banyak perbincangan teman senasib yang merasa penghasilannya tidak cukup untuk menyambung hidup dan banyak juga istri istri para kuli bangunan ini nyambi bekerja untuk membantu meringankan kerja suami.
Yang biasa dilakukan istri paling mudah yaitu menjahit, baik di konveksi ataupun di bawa kerumah sambil momong anak. Tapi ada juga yang bekerja di pabrik pabrik di sekitar kota Kudus ini, dan sebagian besar sudah bisa ditebak mereka kerja di pabrik apa.
Untuk tahun ini upah buruh bangunan kalau di lihat sekilas lebih banyak di bandingkan pegawai biasa, lihat saja jika upah tukang sepsang dengan keneknya saat ini untuk rumahan Rp 150 ribu sepasang dengan asumsi tukang 80 kenek 70 tapi bagaimana dengan yang di proyek?
Kerja di proyek bangunan upahnya lebih sedikit untuk tukang kurang dari 70 ribu dan keneknya cuma 55 ribu dan kami biasanya tidak bisa menawar upah karena disatu sisi kami butuh pekerjaan yang mana ini dimanfaatkan oleh mandor/pelaksana bangunan untuk menekan upah . kalaupun sampai minta kenaikan upah bilangnya pasti sudah bisa ditebak " Aku kuwate mung bayar semono, nek iso dilakoni nek gak yo luru gawean liyo"
atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah ' aku hanya bisa bayar segitu kalau mau dijalani kalau tidak silahkan cari kerja di tempat lain.
Posisi ini membuat kuli bangunan tidak bisa memilih karena tekanan kebutuhan, apalagi jika punya anak usia sekolah misalkan satu di SMP dan satu lagi di SMA maka praktis tak ada sisa untuk kebutuhan lain.
Bahkan ada temen yang hanya bisa beli mie ayam itu pas hari kamis saat upah mingguan cair, nah dia mampir ke warung mie ayam sisanya baru di berikan pada istrinya.
Uang makan? jangan kaget kalau uang makan dikantor beda dengan kuli bangunan,kami biasanya minta uang makan 100 ribu seminggu dan nantinya itu akan di potong ke dalam upah kita jadi bisa dihitung tinggal berapa?
Ada satu atau dua orang kuli bangunan yang mempunyai semangat untuk tidak menyerah dengan kekurangannya misalkan mereka nyambi jadi tukang ojek di malam hari atau bahkan jadi blogger di malam hari, saya pernah berjumpa keduanya dalam satu proyek yang mana kuli bangunan ini kerja nyambi jadi blogger untuk cari uang tambahan. Meski tidak banyak tapi bisa di tiru yang lain, wong katanya gak sulit cuma modal suka sama internet itu saja!!
Kembali ke istri kuli bangunan yang nyambi sebagai tenaga penjahit yang dibawa ke rumah upahnya hanya cukup untuk beli gas sama bayar syahriah anak sekolah madrasah kelas 1. dan praktis sisanya mengandalkan upah bapaknya.
Tapi ada yang membuat salut dari seorang kuli bangunan ini adalah semangatnya untuk tidak menyerah dengan kesusahan emmbuat hidupnya terasa dinamis meski kadang kala cekcok dengan pasangannya karena uang belanja habis , he,,,,, he.... kalau inimasalah klasik bro!!